8:19 AM

Terima Kasih pada Hasan Aspahani

Terima kasih tercurah pada beliau, saat memiliki buku karangan beliau yang baru ku dapat setahun yang lalu saat duduk dibangku SMA, yang berjudul “Menapak ke Puncak Sajak, Jangan menulis Puisi Sebelum Baca Buku Ini!” adalah sebuah karya yang patut diacungi jempol. Menjadikan karangan beliau masuk dalam koleksiku dulu sangatlah enggan. Karna melihat judulnya sja, dalam benakku dulu, mungkin hanya sebuah teori pembelajaran yang tidak mengasikkan. Sungguh bukan sebuah ide yang bagus dimata orang lain, saat aku mengambilnya sebagai koleksi. Dalam pandangan mereka bahwa puisi adalah “tiba-tiba” dengan artian dituliskan suka-suka, moment yang tak pernah kita tahu tepatnya, dan kurang menjual dibandingkan dengan hal yang lain. Ini memang bukan ilmu praktis. Setelah membaca buku beliau saya menjadi semakin yakin bahwa, kita pun dapat seperti Gibran, Shaksphere, atau mungkin lebih. Dengan lebih “merasai” apa itu puisi, memaknai, hingga menuliskan, bahkan menerbitkannya pada lebar-lembar kolom media cetak ternama dalam negri, yah, masih banyak peluang dalam bidang yang kurang diminati ini. Karna bukan seperti penjual kacang goreng. Bukan pula menjamurnya band-band Pop yang hampir semua rasa musiknya sama. Namun dengan buku ini, semua kegundahan hati dapat dijawab secara ringkas.

-- Buku ini saya baca dari halaman per halamannya, berupa sebuah tanya jawab yang diciptakan sendiri oleh beliau, untuk para pembacanya lebih mengenal sastra puisi secara baik, elegan tapi bukan kesombongan. Itulah yang saya tangkap dari beliau. Sungguh hal yang sangat menarik. Apa lagi saat mengetahui ternyata beliau juga memiliki sebuah blog yang bernama, sejuta-puisi.blogspot.com, yang telah berhasil secara gamblang mengilhami hati saya untuk menciptakan blog serupa bernama, puisi-hanif.blogspot.com. Bukan ingin menjadi pecundang dengan menciptakan blog yang sejenis, karna mustahil mengikuti kesuksesan beliau dalam berpuisi. Namun, dalam bukunya, beliau mencoba menjelaskan secara tegas bahwa, “puisi itu nikmat untuk dinkmati, dengan syarat meluruskan niat untuk dinikmatinya” Ini berarti dengan menciptakan blog sejenis, saya pun tidak harus memaksa menjadi lebih populer. Dengan hasil karya yang mana semua orang lebih menyukainya, sperti puisi cinta. Padahal beliau mengatakan puisi cinta adalah karya yang paling berbobot untuk digarap dan tidak sembarangan. Namun, jika ingin mengetahui mengapa demikian, silahkan beli bukunya. Sekali-kali melihat budaya bangsa sendiri kan? Bukan hal yang salah dan nyeleneh, bahasa jawanya aneh-aneh, kalau tidak salah loh, hehehe, namun menjadikan sebuah karya orisinalitas yang sudah barang tentu hasil yang memuaskan karna tidak perlu takut akan penolakan dari penerbit, sudah terpajang dan terpampang dalam blog.

--Buku beliau juga menjelaskan apa yang menjadi pertanyaan kebanyakan orang saat ini. Mengapa puisi itu begitu encerminkan bahasa yang berat, idiom tinggi, atau bahkan susah dimengerti, karna bukan bahasa praktis. Mengapa juga puisi itu begitu tersusun dalam kaidah-kaidah penulisan lama, (karna tidak semua orang paham dengan puisi bebas) hingga begitu terikat dan menciptakan rasa enggan untuk lebih “mesra” bersam dengan puisi. Atau mengapa puisi begitu “berkhayal” hingga orang awam sulit menjangkaunya karna terlalu bermain dengan imajinasi penyairnya sendiri. Semua pertanyaan secara tekhnis diungkap dalam buku beliau yang saya sebutkan tadi. Namun buka seperti buku resep masakan loh. Tidak sepraktis itu. Tidak juga sangat bersyair. Namun ada spirit yang beliau tularkan. Mungkin inilah yang saya maksudkan sebagai sebuah jiwa penulis yang menularkan, hingga jiwa ingin melakukan hal yang sama. Cobalah kunjungi di http://sejuta-puisi.blogspot.com dan kunjungi juga implementasi dari rasa trtular oleh spirit beliau di http://puisi-hanif.blogspot.com. Atau bisa beli juga bukunya? agar lebih enak dipahami sambil tiduran atau ngemil. Buku yang sangat baik menurut saya, soal cacat, mungkin dari penerbitnya saja yang kurang populer, tapi soal isi, sepulug jempol saya acungi. hehehe,



3 comments:

admin said...
This comment has been removed by the author.
admin said...
This comment has been removed by the author.
admin said...

Karya sastra berbobot cukup sulit berdiri sekarang, namun, saya yakin pasti bisa
Back2green